Wuih! Tangan 'Bionik' bisa Digerakkan dengan Sensor Otak
Azis Turindra |
Kamis, 19/05/2011 15:56 WIB
tangan bionik/ist
Wina - Seorang pemuda yang kehilangan fungsi tangannya dalam kecelakaan sepeda motor telah memilih untuk diamputasi dan menggantinya dengan tangan bionik.
Pasien Austria ini menderita luka parah saat remaja, dan meskipun telah dioperasi namun tidak bisa mengembalikan fungsi tangannya karena rusak parah. Tetapi saat ini, seorang ahli bedah perintis mencoba menggantinya dengan tangan bionik yang bisa dikendalikan oleh otaknya.
Pasien yang bernama Milo (26), mengatakan kepada BBC News, Kamis (19/5/2011), "Operasi ini akan mengubah hidup saya. Saya hidup 10 tahun dengan tangan ini dan tidak dapat berbuat apa-apa. Satu-satunya cara adalah diamputasi dan saya pun mendapatkan lengan yang baru," ujarnya.
Pemuda yang saat lahir berkebangsaan Serbia ini terluka saat berlibur di tanah airnya pada tahun 2001 ketika ia tergelincir dari sepeda motornya dan menghantam tiang lampu. Kakinya yang cedera dapat sembuh tetapi lengan kanannya lumpuh dan harus dioperasi transplatsi syaraf, namun operasi tersebut tidak dapat membantu lengannya kembali normal.
Namun baru-baru ini ia ditawari kesempatan untuk memiliki tangan yang baru, yaitu dengan tangan bionik yang dikendalikan dengan otak, dimana sinyal dikirim ke saraf di lengan melalui sensor. Tangan bionik ini dapat mencubit dan memahami benda-benda, tetapi pergelangan tangannya hanya dapat diputar secara manual oleh tangan pasien.
Meskipun mendapat pertentangan dari rekan sesama dokternya, Prof. Oskar Aszmann akan memulia amputasi di Wina's General Hospital dan sekaligus sebagai tempat dari penyembuhan selama beberapa minggu, dengan mencocokkan tangan bionik versi prostetik.
Prof. Aszmann merupakan dokter bedah plastik yang melakukan operasi serupa tahun lalu pada seorang pria bernama Patrick yang bekerja sebagai tukang listrik. Prof. Aszmann, yang bekerja dengan perusahaan prosthetics Jerman Otto Bock, mengatakan amputasi elektif seperti itu lebih baik untuk pasien daripada mencoba untuk merekonstruksi tangan mereka yang rusak.
"Milo yang sekarang masih 26 tahun tentu ingin melanjutkan hidupnya. Ini adalah kebutuhan pasien dan bagian dari solusi agar ia dapat hidup dengan baik dan berhasil, dan saya pun tidak punya masalah dengan memotong tangannya," ujar Aszmann.
Sebelumnya, tahun lalu di Austria tercatat ada Christian Kandlbauer (22), yang diyakini sebagai orang pertama yang bisa berkendara dengan bantuan lengan robot, namun ia meninggal dalam sebuah kecelakan mobil berikutnya lagi.(imm/imm)